Wednesday, December 23, 2009

Bazar Putra Sesana 2009



Wednesday, November 25, 2009

EEDAN KARYA PEDUDUSAN ALIT RING PURA DESA UBUD 29 NOPEMBER 2009

NO. HARI/TANGGAL
JAM (Wita)
ACARA


1 Wraspati
7.00
Merarak



26 Nopember 2009









10.00
Netegang







Ngingsah Beras







Nyangling











2 Sukra
10.00
Mecaru ring Pura Desa Ubud,



27 Nopember 2009


Pura Jati lan Sakenan Ubud




















3 Saniscara
15.00
Ngiring Ida Betara Melis ke Segara Purnama




28 Nopember 2009
























4 Redite Umanis
16.00
Mendak Ida Betara Kutuh Kelod, Taman Kaja & Taman Kelod




29 Nopember 2009



























18.00
Puncak Karya Pedudusan Alit





























4 Soma Pahing
19.00
Nganyarin



30 Nopember 2009

































5 Anggara
19.00
Nganyarin



1 Desember 2009


(Sorwan/Pereman Peranda)



Purnama

































6 Buda
18.00
Bakti Penyineban




2 Desember 2009


Ratu Ayu Pura Desa Masolah (Calonarang)






























7 Wraspati
10.00
Ida Betara Sami Budal ke



3 Desember 2009


Payogan Suang-suang











Friday, November 6, 2009

Crazy Kart Indonesia

Satu game online telah siap beredar di Indonesia. Kali ini game online yang beredar lain dari biasanya yang mengambil tema mmorpg, tema kali ini adalah game balap mobil online dengan karakter anime, Crazy Kart namanya.


---------------------------------------


Ketertarikan masyarakat Indonesia akan game online tampaknya memang tidak bisa dipungkiri. Lyto, penerbit game online di Indonesia menuturkan, saat ini penggunanya sudah mencapai 6 juta orang.



Perusahaan yang menghadirkan game seperti Ragnarok Online dan Idol Street itu kini coba meluncurkan game baru. Game bertajuk Crazy Kart ini merupakan permainan balap online yang dijanjikan sangat menyenangkan.



Sebelumnya, game ini telah beredar di China, Hong Kong, India, Filipina, Thailand dan Vietnam. Game bertemakan balapan Gokart ini diharapkan dapat diminati oleh semua kalangan masyarakat.

"Disajikan dengan grafis yang lucu-lucu, gameplay yang menyenangkan membuat game ini dapat dinikmati baik pria maupun wanita," ujar Dedi Suryanto, Managing Director Lyto, dalam acara peluncuran yang diadakan di Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Kamis (05/02/2009).



Game Crazy Kart dikembangkan oleh SNDA, perusahaan pembuat game asal China. "Kami telah sukses di berbagai negara, ekspansi ke Asia tenggara termasuk Indonesia merupakan proses alami bagi pertumbuhan bisnis kami," ujar Coco Chen, Director Overseas Business dari SNDA.









Sekilas Crazy Kart

Crazy Kart adalah Game Online Balapan Pertama di Indonesia. Dengan grafik kartun yang imut dan warna-warni, Crazy Kart tetap memberikan nuansa balap yang mendebarkan dan suasana yang menyenangkan.

Pilih pembalap kesukaanmu dan mobil favoritmu untuk bertanding dengan jutaan pemain-pemain lain dari seluruh Indonesia. Tersedia ratusan macam mobil kesukaanmu mulai dari sedan, jeep, bis, truk, mobil balap, SUV, dan mobil-mobil keren lainnya. (detik/crazykart/lyto)


Info lebih lanjut bisa dilihat pada situs Crazy Kart di:

http://www.crazykart.web.id

_____________________

wah kayaknya seru nih

Monday, November 2, 2009

Sponsor

Sponsored by :













Media Partner :

Thursday, September 3, 2009

Painting Exhibitions


"Namaku Tanah Tho"

4th September 2009

Visi Ruang Baru

Bagi seorang perupa, entah itu Anda, saya atau pun yang lain, sepertinya memiliki pendapat yang sama—paling tidak mirip—dalam memandang betapa sebuah ruang seni; tempat di mana capaian artistik dapat disosialisasikan, adalah hal penting bagi kelangsungan hidup kesenian dan kesenimanan. Harapan terhadap sebuah ruang bervisi baik, tak lepas dari syarat makro tatanan dunia seni rupa kini yang lebih berdasar pada jalinan proses kerjasama berkelanjutan antara perupa, galeri (art space), kurator, kolektor, dan lain-lain. Untuk itulah kehadiran Galeri Tanah Tho yang dirintis pelukis Dewa Gde Ardhana bersama putranya Dewa Gde Putra sangatlah disambut antusias kalangan perupa. Tanah Tho, yang menunjuk pada pengertian ihwal sebuah tempat berkilau cahaya, dapat dipahami sebagai landasan untuk mengorbitkan visi baru dari sebuah ruang seni baru.

Mengingat ke depannya ruang bernama Galeri Seni (dengan ‘G’ huruf besar, maksudnya menunjuk pada peran yang visioner) akan berhadapan dengan pergulatan dunia seni rupa mutakhir, di mana Galeri dituntut tidak saja berfungsi sebagai ruang pajang dan dagang karya seni semata, melainkan juga ke arah edukasi pasar wacana. Ia harus senantiasa terjaga untuk memiliki denyut dan kewibawaan yang hidup; tempat di mana ruang privat dan sosial seni rupa beradu, berdialog dan membangun tatanan-tatanan diskursus barunya. Hingga memang ekspektasinya menjadi begitu luas dan bertingkat-tingkat.

Dengan posisi Galeri Seni seperti ini pula, ditulis Adam Lindemann dalam bukunya yang populer Collecting Contemporary, tetap menempatkan Galeri Seni (tentu saja yang berkualitas bagus) sebagai pasar primer yang harus dituju oleh pembeli karya seni (kolektor). Mengapa demikian? Menurutnya, pada Galeri Seni akan dijumpai karya-karya seni yang baru, dan yang terpenting harganya tetap bersaing (2006: 13). Pendek kata, pendirian Galeri Seni di hari ini tetaplah menjadi sesuatu yang penting, sekaligus bermasa depan.

Di luar, sebagaimana kita tahu semua, entah itu di Ubud sendiri, ataupun di berbagai kota, ruang seni rupa telah sangat banyak tumbuh. Hal ini tentu saja sangat positif. Tetapi tumbuh untuk menciptakan ruang-ruang baru; tempat berpusarnya medan sosial seni rupa, secara otomatis menunjuk pada presentasi kualitas pribadi pemilik ruang tersebut, dan juga para perupa pendukungnya. Soal kualitas diri, menjadi penting untuk menimbang kembali nilai filosofis yang terkandung dalam konsep karang awake tandurin oleh rohaniawan tersohor Bali Ida Pedanda Made Sidemen, yang artinya, selalu menyemai daya hidup tak berkesudahan bagi sang diri. Karena ketika kualitas diri kehilangan daya hidup, ruang yang tercipta pun menjadi sia-sia. Di sini betapa inherennya hubungan antara ruang yang dibangun, dengan kesadaran untuk selalu meningkatkan kualitas diri seluruh komponen suprastruktur seni rupa.

Visi ruang baru adalah jawaban untuk menengarai otomatisasi peran dan fungsi yang dituntut oleh pusaran sosial seni rupa terhadap ruang-ruang ciptaan pribadi. Visi yang dipahami sebagai demarkasi di mana kejelasan tindak dapat diukur, sehingga publik dalam menempatkan ekspektasinya lebih pada standar-standar yang terjaga. Tidak mengawang sebagai ruang impian yang tiada pernah dapat tersentuh. Barangkali banyak pelajaran yang dapat dijumput dari deretan ruang-ruang ciptaan baru, yang diawal berdirinya begitu nampak memesona, tapi akhirnya hilang tanpa kejelasan.

Menjadi sangat penting memang, Galeri Tanah Tho hari ini dan selanjutnya untuk senantiasa berjalan dan bertumbuh dalam irama gerak cipta seni rupa yang terus melesat maju. Karena akan menjadi sangat beresiko begitu sensitivitas menghilang, tidak menutup kemungkinan Galeri Seni ini akan menjadi tertatih menghadapi persaingan. Maka sekiranya tetap terjaga dalam falsafah untuk senantiasa menanami diri bersama seluruh komponen seni rupa dengan berlimpah pengetahuan dan wawasan baru. Saya berkeyakinan Galeri Tanah Tho akan menuju ke arah visi baru itu, terlebih di dalamnya begitu berlimpah sumberdaya dan kegairahan muda untuk maju bersama.

Sinergi Sebelas Perupa

Sebagai awal, Galeri Tanah Tho mulai mengepakkan sayap dengan menghadirkan sebelas perupa, yakni Wayan Sudarna Putra, Ketut Lekung Sugantika, Ni Nyoman Sani, Wayan Wirawan, Made Arya Palguna, Ida Bagus Putu Purwa, Komang Gde Teja Mulya, Gede Suanda, Wayan Paramartha, Kan Kulak, hingga Kriyono. Banyak hal yang dapat diselidik dari kehadiran perupa-perupa kontemporer Bali ini, satu diantaranya terkait dengan antusiasme kerja kreatif sekaligus solidaritas untuk menyuburkan seni rupa Bali.

Pernyataan ini beranjak dari kenyataan empiris bahwa dalam beberapa tahun terakhir intensitas even pameran seni rupa begitu ramai. Para perupa kontemporer—beberapa di antaranya adalah sebelas perupa di atas—menjadi aktor dan aktris yang diburu untuk serta dalam even-even tersebut. Dapat dibayangkan betapa sibuknya jam kreatif mereka. Beruntung, kehadiran Galeri Tanah Tho tetap mereka sambut dengan gempita kerja kreatif. Satu alasan yang sekiranya lekat dengan itikad ini, adalah kehendak untuk berkontribusi bagi iklim kreatif di Bali. Kegairahan ini juga memantik harapan akan tumbuhnya sinergi mutualistik dalam art world seni rupa Bali ke depan.

Tak ada yang bisa menolak memang, bahwa keberlangsungan siklus cipta-mencipta, berikut pusaran diskursus wacana yang dikehendaki, dan juga pasar jual-beli hanya dapat berlangsung dalam kondisi-kondisi kesepahaman yang sebangun antar semua komponen suprastruktur. Sirnah, atau mulai meredupnya kesepahaman bersama tak terpungkiri lagi akan menjadi tanda kematian praktik cipta-mencipta, pula mulai melenyapnya kegairahan pemikiran, dan hambarnya suasana jual-beli. Inilah konsep yang ditengarai oleh sosiolog seni Howard S. Becker sebagai Art World; tatanan suprastruktur penentu hidup-matinya seni (seni rupa). Seni rupa memang tak lagi entitas eksotik yang berdiam di kolong kehidupan eksentrik para penyamun. Melainkan telah menjadi bagian gaya hidup urban metropolitan. Eksistensinya dirayakan, dipuja, dikritik, sekaligus dievaluasi secara terus menerus. Sudah pasti siapa pun yang lambat memahami kondisi-kondisi seperti ini hanya akan terdampar dalam nostalgia berkepanjangan.

Berpaling ke soal kerja kreatif sebelas perupa yang tampil ini, perhatian kita terpencar, tidak saja oleh gejala visual karya mereka yang bervariasi, juga oleh tutur konsep yang dilontarkan pun sangat plural. Bingkai paling dasar yang bisa dirajut hanyalah tentang figurasi dan skill kesenirupaan. Figurasi menjadi tema sekaligus ruang studi yang menonjol, terlihat pada karya-karya Purwa, Suanda, Sani, Wirawan, Paramartha dan juga pada pelukis senior Kriyono. Sementara Sudarna Putra, Teja Mulya, Lekung Sugantika, dan Palguna lebih ke eksplorasi tubuh dan objek dalam payung narasi tertentu. Sementara Kan Kulak menjelajahi dunia landscape.

Kegelisahan terhadap tubuh memang tak pernah lekang dieksplorasi perupa kontemporer kita. Tubuh dalam berlapis tafsir wacana, juga barangkali yang menyentuh ke demensi ideologis, terbukti telah memanjakan perhatian kita sejak lama. Persoalan tubuh—dengan tanpa meniadakan jiwa di dalamnya—memang telah menyemarakkan idiom perupaan dan wacana seni rupa kontemporer. Hal ini pula yang hendak dibagi kepada publik seni rupa Bali dari even perdana Galeri Tanah Tho ini. Selamat menikmati,


Tuesday, August 11, 2009

1st Sanggar Telematika Anniversary @ WaterbomBali

9 Agustus 2009 Sanggar Telematika Ubud Kelod merayakan hari jadinya yang ke-1 di Waterbom, Kuta. diikuti oleh 5 Pengurus Sanggar dan 5 Pemenang Juara Telematika.
Keriangan sudah muncul ketika akan berangkat menuju Kuta. Sanggar Telematika Ubud Kelod memilih waterbom karena hampir dari semua peserta belum pernah mengunjungi waterbom yang padahal masih berada di areal Kuta. Untuk itu pengurus sanggar mengajak Pemenang Sanggar serta Pengurus untuk sekedar berlibur di waterbom, Kuta-Bali.
Di umur Sanggar yang masih muda ini tentu masih banyak kekurangan untuk itu kami tetap mohon saran dari masyarakat dan anggota sanggar untuk meningkatkan kualitas pendidikan Internet di kalangan Banjar Ubud Kelod khususnya serta warga Ubud pada umumnya. Serta kami ucapkan terima kasih kepada seluruh Anggota Sanggar Telematika Ubud Kelod Batch 1. Semoga apa yang kalian dapatkan di Sanggar Telematika Ubud Kelod dapat bermanfaat.


Surya & Suarmika "Moko" di Super Bowl | Anik, Bawa & Arby sebelum meluncur d Terowongan!!



Situasi di "Bomerang" | Wira & Yudhi ketika meluncur.




"Race Track"


"Kasian Pondasi nya!!"

Tuesday, August 4, 2009

1st Anniversarry Sanggar Telematika Ubud Kelod

Go.......... !!! outing to
Waterbom Bali & having fun...there!!
9 Agustus 2009 at 10.00 am


Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only Invited Only

Thursday, July 30, 2009

Hari Raya Saraswati


Hari Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu kita umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya.

Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan.

Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan- tangan tersebut memegang Genitri (tasbih) dan Kropak (lontar). Yang lain memegang Wina (alat musik / rebab) dan sekuntum bunga teratai. Di dekatnya biasanya terdapat burung merak dan undan (swan), yaitu burung besar serupa angsa (goose), tetapi dapat terbang tinggi .

Upacara pada hari Saraswati, pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura, di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai

Widhi widhana (bebanten = sesajen) terdiri dari peras daksina, bebanten dan sesayut Saraswati, rayunan putih kuning serta canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku (samba = gelas), air suci bersih dan bija (beras) kuning.

Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, bija, menyan astanggi dan bunga.

Setelah Saraswati puja selesai, biasanya dilakukan mesarnbang semadhi, yaitu semadhi ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menernukan pencerahan Ida Hyang Saraswati

Puja astawa yang disiapkan ialah : Sesayut yoga sidhi beralas taledan dan alasnya daun sokasi berupa nasi putih daging guling, itik, raka-raka sampian kernbang payasan. Sesayut ini dihaturkan di atas tempat tidur, dipersembahkan ke hadapan Ida Sang Hyang Aji Saraswati.

Keesokan harinya dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni asuci laksana dipagi buta berkeramas dengan air kumkuman. Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum. Tamba inum ini terdiri dari air cendana, beras putih dan bawang lalu diminum, sesudahnya bersantap nasi kuning garam, telur, disertai dengan puja mantram:

* Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha.

Semua ini mengandung maksud, mengambil air yang berkhasiat pengetahuan.

Wednesday, July 29, 2009

History "My is Ubud"

Ubud adalah sebuah desa kelurahan, membawahi 13 (tiga belas) banjar dinas yang terdiri dari 6 (enam) desa adat, termasuk kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dengan jarak 20 km dari Kota Denpasar, Ubud dapat dicapai dalam 30 menit atau 15 menit dari kota Gianyar.

Dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut, Ubud memiliki udara lebih sejuk dari daerah dataran Bali asli selatan. Kelurahan Ubud berpenduduk sekitar 9.800 jiwa. Dengan lingkungan yang masih alami, daerah ini merupakan daerah sumber inspirasi bagi para seniman, termasuk seniman luar negeri, terutama seniman Eropa.

I Gusti Nyoman Lempad


Ubud disamping memiliki alam yang indah, daerah ini juga merupakan sebuah desa budaya yang kaya dengan warisan sejarah para seniman besar, terutama para pelukis terkenal, misalnya I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978), Anak Agung Gde Sobrat (1919-1992), I Gusti Made Deblog (1910-1986), kemudian disusul oleh yang lain seperti, I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made, Dewa Putu Bedil, Ida Bagus Rai dan lain sebagainya. Ketenaran para pelukis tersebut di atas ikut memberikan inspirasi terhadap para pelukis barat untuk berdomisili di desa Ubud.

Anak Agung Gde Sobrat



Sekitar tahun 1920-an, dua pelukis Eropa yaitu Rudolf Bonnet dari negeri Belanda, dan Walter Spies dari Jerman menggoreskan sejarah baru perkembangan seni lukis di daerah Ubud. Kedua pelukis Eropa tersebut memperkenalkan teknik estetika Eropa terutama di bidang pencahayaan, bayangan, perspektif dan anatomi. Para pelukis lokal menyerap tehnik-tehnik baru yang sesuai dengan nilai dasar dan pikiran lokal dengan tetap mengambil tema tradisional sehingga mampu memberi identitas tersendiri dengan nama gaya Ubud atau Style Ubud.

Desa Ubud menjadi semakin terkenal sebagai daerah kelahiran para seniman lukis berkat adanya kerjasama antara Tjokordo Gde Agung Sukawati dengan Rudolf Bonnet untuk membentuk sebuah perkumpulan seniman dengan nama Pita Maha, yang juga ikut membidani lahirnya Pita Maha adalah Tjokordo Gde Raka Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad pada tahun 1936. Pita Maha merupakan sebuah perkumpulan dan wadah untuk mendiskusikan masalah dan perkembangan seni lukis, serta untuk saling bertukar pikiran dan memperkenalkan hasil seni yang mereka miliki.


Dalam perkembangannya kemudian, atas prakarsa Ida Tjokordo Gde Agung Sukawati yang didukung oleh Rudolf Bonnet, pelukis kelahiran Nederland dan juga para pelukis setempat merencanakan mendirikan sebuah musium. Yayasan Ratna Wartha yang dibentuk sebelumnya diberikan tugas untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan museum tersebut. Pada tahun 1945 mulailah pembangunan museum itu yang mana peletakan batu pertama dilakukan oleh Perdana Menteri Ali Sustroamidjoyo. Dalam kurun waktu dua tahun, tepatnya pada tahun 1956 museum tersebut dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr.Moh.Yamin
Sebagai daerah tujuan wisata, Ubud memiliki banyak objek yang menarik bagi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Beberapa diantara objek tersebut adalah Puri Saren, yang terletak di Puri Ubud, pasar seni tradisional, Monkey Forest (Wenara Wana) dan museum.

Friday, July 24, 2009

Tetap Bangga Menjadi Juara II

Meski kemenangan tidak ada di tangan Putra Sesana FC namun kami merasa bangga menjadi Juara II, merasa kalah terhormat melawan Babakan FC setelah adu pinalti dengan skor 6-5.
Di Babak pertama dan kedua putra sesana fc sudah bermain cantik, begitu pula pertahanan babakan fc yang kokoh. Sementara Putra Sesana sudah unggul 2-0 dan pemain babakan fc tetap mamainkan permainan cantiknya dan pada akhirnya terdapat perebutan bola tepat di depan gawang putra sesana yang berakhir handball dan menghadiahi pemain babakan pinalti, sampai mengubah kedudukan menjadi 2-1 sampai akhir babak pertama.
Di babak kedua permainan Putra Sesana belum menurun, serangan demi serangan diluncurkan tak lupa pertahanan serta strategi sudah di kuasai pemain putra sesana namun di akhir waktu pelanggaran yang sudah dilakukan pemain Putra Sesana FC melebihi 4 kali dan menghadiahi pinalti lagi buat kubu babakan fc, skor berubah imbang menjadi 2-2.
Permainan pun sengit di menit-menit terakhir, sepertinya kedua tim tidak mau terjadi partai adu pinalti, namun wasit meniupkan peluit pertanda permainan telah usai.
Di Sesi adu pinalti Tim Putra Sesana harus mengaku kalah setelah gagal memasukkan satu bola ke goal. Namun permaianan yang disuguhkan tim Putra Sesana FC mendapat acungan jempol dari suporternya karena telah bermain dengan maksimal dan baik.

Thursday, July 23, 2009

Putra Sesana di Santhi Graha Futsal Competition

Berakhirnya Kompetisi Futsal Putra Sesana intern serangkaian perayaan HUT ke 33 Sekaa Taruna Putra Sesana Ubud Kelod dan ternyata masih disusul undangan dari ST. Santhi Graha Ubud Kaja untuk mengikuti kompetisi futsal juga.
Tidak ada berselang hitungan hari Putra Sesana Futsal Team sudah harus bertanding lagi di laga santhi graha. Sayangnya pertandingan pertama dengan Kepakisan Team harus mengaku kalah dengan skor 4.2, belum berakhir itu saja di partai penyisihan kedua kita juga belum bisa bekerja maksimal dan kalah lagi atas Klabang Moding team dengan skor 3.2.
Tetapi semangat kita belum pudar meski peluang untuk lolos ke semifinal sangat tipis. Dan atas kerja keras team Putra Sesana akhirnya lolos ke babak semifinal setelah menang melawan Tegal sari team (13.4) dan Pita Maha team.
Semifinal diselenggarakan hari ini di lapangan Petak, Setra Ubud. Dimana Putra Sesana VS Junjungan & Babakn FC VS Kepkisan. Dan Putra Sesana memang masih pantas untuk menang dan melaju pada babak final setelah mengalahkan junjungan 3-2.
Semoga kita bisa mempertahankan Gelar Juara yang kita peroleh tahun kemarin.
Maju terus Putra Sesana!!!!



All right reserved by Sanggar Telematika Ubud Kelod Design & Maintenance by Dewa Arby